Dusun Sempon, Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang 50771

Arfa dan Guru

 


Afra dan Guru

 Afra adalah anak rajin dari pedalaman. Setiap hari Afra selalu bernagkat sekolah dan belajar. Walau sebenarnya fasilitas untuk ia menuntut ilmu tidak memadai, ia tetpa semangat untuk sekolah.

Awalnya banyak seklai teman-teman afra yang sekolah denganya. Tapi lama klemaaan, jumlah murid semakin berkurang karena bosan. Lahin dengan afra yang tetap semangat belajar.

Afra memiliki cita-cita. Ia sering bercerita pada diarynya, juga pada kak anggit, bahwa ia sangat ingin menjadi seorang guru seperti kak anggit. Kak anggit adalah seorang relawan dari jakarta yang sukarela datang ke pedalaman untuk mengajar. Kak anggit tau, banyak orang-orang berpotensi dan berbakat ditempat yang terpencil sekalipun. Kak Anggit yang baik hati dan penyayang, membuat Afra sangat tertarik untuk menjadi sepertinya. Menjadi seorang guru  yang berpendidikan tinggi namun rela mengajar di tempat terpencil tanpa gaji.

Harapan Afra, pemerintah harus peduli pada guru relawan dan menggaji kak anggit. Juga Afra berharap bantuan buku dan donasi untuk memperbaiki sekolahnya yang sudah reot.

Hari-harinya Afra gunakan untuk serius belajar dan tekun berangkat ke sekolah. Walau sebenarnya ada tantangan tersendiri bagi afra. Kedua orangtuanya tidak setuju jika ia sekolah. Lagipula, pada akhirnya, perempuan akan memasak didapur, itu anggapan orang tuanya. Namun afra tidak pernah menyerah untuk tetap menuntut ilmu.

Hingga suatu ketika saat Afra hendak berangkat ke sekolah, bapaknya menuntut agar afra tidak berangkat sekolah, dan membantu ayahnya untuk memanen padi. Bukan afra durhaka kepada kepada orang tua karena sudah menolak perintah dari ayahnya. Tetapi afra ingin menggapai mimpinya walau sangat susah mendapat ridho dari orang tua.

Mimpi afra untuk menjadi seorang guru benar-benar sudah bulat. Ia akan bersikeras untuk menggapainya dengan cara sekolah dan terus berdo’a. Juga dengan bimbingan kak anggit.

Tapi sayangnya, harapan besar itu pupus ketika kak anggit berpamitan untuk pulang ke jakarta. Sungguh, itu benar-benar membuat afra hilang semangat, apalagi setelah ia mengetahui alasan kak anggit pulang ke tempat kelahiranya. Karena virus corona yang semakin merebak di Indonesia. Orang tua kak anggit sangat khawatir kepadanya. Sebenarnya tidak ada masalah, tapi kak anggit tidak bisa menolak kehendak orang tuanya. Afra sangat sabar menanti kak anggit kembali untuk membimbingnya dan teman-teman. Tapi, setelah berbulan-bulan menunggu, kak Anggit tak kunjung kembali. Mungkin karena corona masih meraja lela.

Hilang sudah separuh semangat yang dimiliki Afra untuk menggapai cita-cita mulianya. Seorang guru pembimbing, penyemangat, yang ia punya telah pergi dan entah kapan akan kembali lagi.

Dengan buku-buku pendidikan yang kak anggit pinjamkan, afra mencoba belajar. Namun ternayata itu sulit, hanya dengan penjelasan kak anggit dia mengerti. Hanya dengan bimbingan kak anggit, afra bisa menjadi faham. Dengan semangat yang tersisa, Afra mencoba bertahan dan terus berusaha sendiri.

Afra ingin saat ini semoga virus corona diangkat dari dunia. Yang afra impikan adalah tuhan mengambil virus itu kembali. Agar kak Anggit kembali ke pedalaman dan kembali mengajar. Agar kak anggit kembali membimbingnya. Karena kak Anggit adalah salah satu alasan mengapa afra tetap memperjuangkan mimpinya. Tetap semangat meraih cita-cita mulianya, dan juga membuktikan pada kedua orang tuanya, bahwa perempuan pasti bisa.

“Tuhan, angkatlah musibah ini, agar aku bisa mewujudkan mimpi-mimpi”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Arfa dan Guru"

Posting Komentar

Pengertian Kalam dan Pembagiannya

   Apa kalian semua tahu tentang ilmu nahwu? Lalu masih bingung dengan apa yang di namakan kalam?Berikut penjelasan singkat tentang  kalam d...